Harmoni Pikiran dan Energi dalam Mengejar Impian



Harmoni Pikiran dan Energi dalam Mengejar Impian

“Duduk di emper rumah, ditemani temaram malam yang berbisik dalam keheningan. Di tengah suasana ini, saya termotivasi untuk memahat huruf-huruf di layar ponsel, menuangkan percikan pemikiran yang ada di dalam kepala lalu merangkainya menjadi sebuah cerita kecil malam ini. Mari, para pembaca yang budiman, kita lanjutkan perjalanan healing diri ini. Mister AAS berharap, aksara sederhana ini mampu meninggalkan kesan di hati Anda, terima kasih.”

Cara berpikir, bersikap, beropini, dan mentalitas seseorang dalam melihat dunia serta dirinya sendiri adalah hal yang menarik untuk diamati. Aktivitas ini menjadi semacam rutinitas pribadi saya dalam keseharian. Menyaksikan pola pikir seseorang, dengan berbagai latar belakang kehidupannya, sering kali membuka perspektif baru yang tak pernah saya duga sebelumnya.

Setiap fenomena kehidupan akan direspons oleh seseorang sesuai dengan apa yang pernah masuk ke dalam pikirannya. Pikiran itu lalu menjadi alat untuk berpendapat, mengambil keputusan, hingga menentukan tindakan. Respon ini tentu saja dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan pelajaran empiris yang mereka jalani.

Namun, untuk mencapai apa yang dicita-citakan, ada sejumlah bekal yang tak bisa ditawar: daya tahan, kepercayaan diri, dan pola pikir positif. Tiga hal ini adalah bagian dari soft skill yang wajib dimiliki siapa pun. Lebih dari itu, kita juga membutuhkan visualisasi diri yang jernih tentang impian kita. Ketika kita bisa melihatnya dengan jelas, visualisasi ini menjadi semacam “booster” yang mempercepat hadirnya harapan tersebut ke dalam kenyataan.

Memang benar, kemampuan teknis atau hard skill sangat penting dalam menjalankan tugas-tugas tertentu. Tapi, keterampilan merawat soft skill adalah inti yang tak kalah penting. Pengamatan saya, baik dari pengalaman pribadi maupun dari orang-orang sukses di sekitar saya, menunjukkan bahwa soft skill adalah fondasi yang membedakan mereka yang berhasil dengan mereka yang tertinggal.

Di sisi lain, ada satu sikap yang sering dianggap remeh tapi sebenarnya sangat mendasar: rasa syukur. Hampir semua ajaran kebijaksanaan menempatkan syukur sebagai kunci penting menuju kesuksesan. Dengan bersyukur, kita tidak hanya menghargai apa yang sudah dimiliki, tetapi juga menciptakan ruang untuk lebih banyak kebaikan datang.

Pendidikan, pengalaman hidup, dan pengetahuan yang kita kumpulkan sepanjang perjalanan akan membentuk pola pikir kita. Di sinilah kita akan menemukan keberpihakan diri: apakah kita cenderung pesimis atau optimis dalam merespons setiap tantangan hidup.

Kaum bijak sering mengingatkan bahwa pilihan itu ada di tangan kita. Hidup ini, pada dasarnya, adalah energi. Cita-cita dan harapan yang kita miliki pun sejatinya adalah energi. Jika resonansi yang kita pancarkan tidak selaras dengan energi dari harapan itu, maka harapan tersebut hanya akan menjadi ilusi.

Di era modern, ini sering disebut sebagai “pemrograman ulang pikiran.” Kita perlu mengatur ulang cara berpikir dan frekuensi energi yang kita pancarkan. Sebab, seperti yang dikatakan ilmu pengetahuan, hanya energi yang se-frekuensi yang akan terkoneksi. Begitu pula dengan impian dan cita-citaโ€”hanya ketika frekuensinya selaras, harapan itu bisa menjadi kenyataan.

Pada akhirnya, harmoni antara pikiran dan energi menjadi kunci penting dalam perjalanan hidup. Dengan pola pikir yang positif, visualisasi yang jelas, dan frekuensi yang sesuai, kita tidak hanya mengejar impian, tetapi juga menciptakan kehidupan yang penuh makna.๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ™๐Ÿ˜šโค๏ธ

AAS, 24 Januari 2025
Emper Omah Rungkut Surabaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *