Zero Toleransi: Membangun Benteng Melawan Korupsi di Perguruan Tinggi
Korupsi merupakan musuh bersama yang terus mengancam keberlanjutan nasional. Pendidikan tinggi sebagai lembaga yang mempunyai peran strategis dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Lingkungan perguruan tinggi harus memiliki kebijakan Tanpa Toleransi sebagai benteng terakhir untuk menjaga integritas dan nilai-nilai luhur. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan prinsip zero toleransi terhadap korupsi di lingkungan akademis.
Mengapa Perguruan Tinggi Perlu Mengadopsi Kebijakan Tanpa Toleransi terhadap Korupsi sebagai Model bagi Masyarakat Perguruan Tinggi memiliki dampak besar pada masyarakat, khususnya masyarakat luas. generasi muda dengan menerapkan kebijakan tanpa toleransi, akan menjadi contoh nyata tentang pentingnya integritas dan kejujuran.
Menjamin Pendidikan Bermutu, dengan adanya korupsi dapat menurunkan mutu pendidikan, penyuapan, kolusi dan nepotisme dalam penyediaan sarana dan prasarana, plagiarisme dan jual beli nota dapat menurunkan mutu lulusan, meningkatkan citra lembaga, lembaga pendidikan tinggi tanpa korupsi akan lebih baik. dipercaya masyarakat dan dunia, menunjang pembangunan nasional, lembaga perguruan tinggi merupakan pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Dengan terbebas dari korupsi, perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi optimal bagi pembangunan.
Langkah yang dapat dilakukan antara lain untuk membangun benteng antikorupsi di perguruan tinggi, adalah; pertama: melalui penguatan pendidikan kepribadian dengan membangun nilai-nilai integritas, kejujuran, dan tanggung jawab pada mahasiswa sejak dini.
Kedua: perlunya transparansi dan akuntabilitas, dengan menerapkan prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan dan sumber daya.
Ketiga: menerapkan kode etik tata Kelola yang baik untuk mencegah benturan kepentingan dalam bekerjasama dengan lembaga terkait misalnya bekerjasama dengan lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan lembaga pengawasan lainnya dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Ke empat: pengembangan mahasiswa, memberdayakan mahasiswa untuk menjadi agen perubahan melalui berbagai kegiatan seperti seminar diskusi dan kompetisi menulis esai.
Peran seluruh pemangku kepentingan merupakan upaya membangun benteng antikorupsi di perguruan tinggi yang memerlukan komitmen dan kerja sama semua pihak, termasuk manajemen.
Perguruan tinggi memberikan contoh dan menciptakan lingkungan yang mendukung integritas. Misalnya dosen mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam proses pembelajaran. Mahasiswa berperan aktif dalam kegiatan antikorupsi dan menjadi agen perubahan, tenaga kependidikan mendukung pelaksanaan program antikorupsi dan pemerintah memberikan dukungan politik dan sosial yang memadai beserta dukungan anggaran.
Kesimpulan Zero Toleransi terhadap korupsi dalam pendidikan tinggi sangat penting. Dengan komitmen dan kerjasama yang kuat, kita dapat membangun kampus sehat bebas korupsi, jujur dan benar-benar berkontribusi terhadap kemajuan negara. Tindakan spesifik yang dapat diambil saat ini dimulai dari Anda.
Setiap individu di perguruan tinggi memiliki peran penting. dengan menciptakan lingkungan yang bebas korupsi berani melaporkan setiap tindakan korupsi yang kita ketahui berpartisipasi dalam kegiatan antikorupsi, berpartisipasi dalam panel diskusi atau kegiatan lain yang berkaitan dengan pencegahan korupsi. Mencegah korupsi salah satunya anda siap menjadi Agen perubahan ajak teman dan rombongan untuk bergabung dengan anda dalam melawan korupsi.
Linda Mulyawati, M.Pd
Ketua Badan Pengawas Amal Insani Foundation
Praktisi Pendidikan
Pengurus Forpak Banten unsur Perguruan Tinggi